Senin, 30 September 2013

BAGAIMANA MENGORGANISASIKAN DAN MENGELOLA PKR



MAKALAH
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
“BAGAIMANA MENGORGANISASIKAN DAN
MENGELOLA PKR“

LAMBANG UNIB.jpg


DISUSUN OLEH:
 KELOMPOK V
1.     Efa Manulia                      (A1G011096)
2.     Reza Riski Fahmi              (A1G011112)
3.     Sarniati                              (A1G011113)
4.     Yohanes Sangkang           (A1G011121)
5.     Yosa Desi Ratna Sari        (A1G011122)


DOSEN PEMBIMBING  :
Dr. Nina Kurniah, M. Pd


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
i
 
2013
KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Mahas Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat  menyelesaikan makalah “Bagaimana Mengorganisasikan dan Mengelola PKR“ ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini  disajikan  secara  singkat,  lengkap dan  sederhana agar  pembaca  dapat mudah  memahaminya. Dengan tersusunnya makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
                                                           
                                                                        Bengkulu,   September 2013
                                                                        Penulis








ii
 
 
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ....................................................................................     i
KATA PENGANTAR .................................................................................     ii
DAFTAR ISI ................................................................................................     iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ....................................................................................     1
B.     Rumusan Masalah ..............................................................................     1
C.     Tujuan .................................................................................................     1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengelompokkan Siswa  .....................................................................     2    
B.     Penataan Ruangan dan Pengelolaan Kelas .........................................     4
C.     Pemanfaatan Sumber Belajar ..............................................................     10

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .........................................................................................     13
B.     Saran ..................................................................................................     13

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

    A.            Latar Belakang
Untuk mencapainya suatu kegiatan pembelajaran yang terencana dan konkret maka perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan seorang guru diantaranya adalah mampu meningkatkan kualitas pendidikan  guru dan kemampuan yang profesional dalam mengajar. Dalam rangka meningkatkan kualifikasi guru di sekolah dasar, maka mahasiswa program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIB melaksanakan mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap yang diharapkan dengan mengikuti mata kuliah tersebut mampu meningkatkan kemampuan profesional guru sekolah dasar.
Dengan mengikuti mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap  mahasiswa dapat menerapkan berbagai kemampuan/ pengetahuan baik teori maupun praktek yang diperoleh secara maksimal.

     B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana mengelompokan siswa dalam pelaksanaan PKR ?
2.      Bagaimana penataan ruangan dan pengelolaan kelas dalam pelaksanaan PKR ?
3.      Bagaimana pemanfaatan sumber belajar dalam pelaksanaan PKR ?

    C.            Tujuan
1.      Mahasiswa dapat menerapkan pengelompokan siswa dalam pelaksanaan PKR.
2.      Mahasiswa dapat menerapkan penataan ruangan dan mengelola kelas dalam pelaksanaan PKR.
3.      Mahasiswa dapat menerapkan pemanfaatan sumber belajar dalam pelaksanaan PKR.


BAB II
PEMBAHASAN


  A.     Pengelompokan Siswa
Dalam pelaksanaan PKR pengelompokan siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokan belajar siswa ini terdapat beberapa cara yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. (UNESCO : 1998)
1.      Pengelompokan siswa atas dasar rombongan belajar
Dengan cara ini kelas I, I, III, IV, V, dan VI masing-masing diperlakukan sebagai suatu kesatuan. Artinya bila PKR dilaksanakan di satu ruangan misalnya kelas II, IV, dan V di dalam ruangan itu terdapat tiga kelompok siswa sesuai kelasnya. Dilihat dari segi administrasi sangat baik dalam arti memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan pengaturan tugas.
 
2.      Pengelompokan berdasarkan kesamaan kemampuan (same ability group)
Dengan cara ini siswa dikelompokan bukan atas dasar kelas tapi atas dasar kemampuannya sesuai hasil tes tersebut siswa dikelompokkan ke dalam kelompok diatas rata-rata, rata-rata, dan dibawah rata-rata. Untuk melaksanakan pengelompokan tersebut bisa diberikan tes kemampuan umum (TKU) atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap awal tahun. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemas berdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsip belajar tuntas atau “mastery learning”.

3.      Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan campuran (mixed ability group)
Dengan cara ini siswa dikelompokkan atas dasar bakat dan keterampilannya dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk menangani suatu proyek belajar (learning projec) misalnya “pembuatan peta”, “memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan suatu percobaan. Dalam setiap kelompok diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan, bakat dan minat, agar proyek belajar itu benar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan tugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.

4.      Pengelompokan siswa berdasarkan kesamaan usia (same age group)
Pengelompokan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa kelompok umur siswa yang usianya sama memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang kurang lebih sama. Cara ini nampaknya dapat digunakan dalam pembentukan kelompok siswa dalam konteks penerapan cara seperti pada butir pertama. Seperti diketahui bahwa siswa dalam suatu rombongan belajar atau kelas di SD terdiri atas siswa dalam kelompok usia tertentu misalnya kelas I terdiri atas siswa berusia 6-7 tahun, kelas II berisi siswa berusia 7-8 tahun, dan sebagainya. Artinya suatu rombongan belajar dapat dipecah ke dalam kelompok siswa berdasarkan persamaan usia. Dalam konteks pengorganisasian siswa SD saat ini cara pengelompokan ini dapat dipakai secara insidental sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran.

5.      Pengelompokan siswa berdasarkan kompatibilitas siswa
Cara ini bertolak dari kenyataan bahwa secara sosial siswa memiliki kelompok atas dasar pertemanan yang saling menyukai karena sering berangkat bersama, tempat tinggal berdekatan, atau tempat duduk di kelas selalu bersama. Pengelompokan ini terbentuk secara alami. Secara insidental pengelompokan ini dapat digunakan sesuai kebutuahn pembelajaran, misalnya dalam tugas pembuatan denah tempat tinggal di lingkungan rukun warga, kampung, desa, atau kompleks perumahan.

6.      Pengelompokan siswa sesuai kebutuhan pembelajaran
Cara ini digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan dari pembelajaran suatu topik dengan model pembelajaran tertentu. Misalnya dalam simulasi atau bermain peran atau permainan siswa dikelompokan sesuai dengan tugas atau peran yang harus dilakukan pada saat itu. Demikian juga pada kegiatan ekskursi/karyawisata siswa dapat dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan pada saat kegiatan itu. Misalnya ada yang bertugas mengamati dan mencatat, mewawancarai dan mencatat, mengambil foto, dan lain-lain.
Dalam kondisi pendidikan dasar di Indonesia saat ini yang secara formal terdapat pengorganisasian siswa atas rombongan belajar atau kelas, cara pertama yakni pengelompokan atas dasar kelas merupakan pengelompokan yang bersifat tetap secara administratif. Sedang cara kedua sampai dengan cara keenam dapat digunakan secara sbergantian sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan PKR semua cara itu sangat terbuka dan memungkinkan untuk digunakan. Dengan demikian suasana kelas PKR akan lebih dinamis.

  B.     Penataan Ruangan dan Pengelolaan Kelas
Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang lebih kompleks daripada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Dilihat dari sudut fasilitas ruangan, terdapat tiga situasi yakni PKR dalam satu ruangan. Selanjutnya dapat diamati contoh PKR 221, PKR 222, dan PKR 333. Dalam contoh tersebut dapat dilihat bagaimana penataan ruangan dikaitkan dengan pengelolaan interaksi pembelajaran yang sengaja dirancang. Khusus mengenal PKR dalam satu ruangan berbagai kemungkinan penataan ruangan dan penempatan siswa dapat dikembangkan dalam berbagai alternatif selain tiga model pokok tersebut.
Untuk mewadahi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan PKR sebagaimana telah dibahas, dikembangkan contoh ruangan tiga dengan model interaksi dan penataan sebagai berikut:
1.      PKR 221 : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
2.      PKR 222 : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
3.      PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
Dalam model PKR 221, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas V dan kelas VI, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas V, dan mata pelajaran IPS dengan topik Sumber Kekayaan Alam di kelas VI, kedua topik memiliki saling keterkaitan. Proses pembeljaran berlangsung dalam satu ruangan.
Dalam menerapkan model ini ikuti petunjuk sebagai berikut:
1.      Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas V dan VI, ikuti dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu + 80 menit.
2.      Pada kegiatan inti + 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3.      Pada kegiatan penutup + 10 menit terakhir berdirilah didepan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review atau materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
Kelas VI
 
Kelas V
 

             
            Dalam Model PKR 222, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas V dan VI, untuk mengajar mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas V dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan Hijau di kelas VI. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang terhubungan dengan pintu.






            Dalam menerapkan model ikuti petunjuk :
1.      Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit pertama satukan murid kelas V dan VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi.
2.      Pada kegiatan inti + 60 menit berikutnya tetapkan aneka metode yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing, jangan sampai murid ribut dengan kegiatan masing-masing. Pada kegiatan penutup + 10 menit terakhir beridir di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan teviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku.
3.      Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedpat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan murid mengarah kedepan pintu penghubung


 








Pengelolaan PKR 22 lebih rumit dari pada PKR 221. Dapat dipahami dengan berkumpul dengan satu ruangan seperti 221 perhatian guru tanpa penghalang. Model PKR 221 sangat cocok untuk dua materi yang saling berkaitan. Sedangkan Model PKR 222 sanagt cocok untuk materi pelajaran yang tidak berkaitan dan memerlukan perhatian khusus dari masing-masing kelas.




Model PKR 333
Gambar 5.3
Model PKR
Tiga Kelas – Tiga Mata Pelajaran _ Tiga Ruangan
(Model PKR 333)


Text Box: LANGKAH/WAKTU
 



1.       PENDAHULUAN (10’)


2.       KEGIATAN INTI II (15’)


3.       KEGIATAN



4.       INTI III (15’)



5.      PENUTUP (10’)
(S 80 MENIT)
Text Box: Pengantar pengarahan umum diberikan secara bersama dalam dua ruangan yang berhubungan. Penjelsan skenario dan hasil belajar.Text Box: KELAS VI
IPA:

TUMBUHAN HIJAU
Text Box: KELAS VI
IPA:

TUMBUHAN HIJAU
Text Box: KELAS V
MAT:

BANGUN RUANGAN












KERJA KELOMPOK         PENJELASAN GURU         KERJA INDIVIDUAL
(Gunakan  LKM)


KERJA KELOMPOK         TANYA JAWAB                 KERJA INDIVIDUAL
(Gunakan LKM)                      GURU-MURID (OPB)


TANYA JAWAB                KERJA KELOMPOK          KERJA PASANGAN
GURU-MURID (OPB)                   (Gunakan LKM)                              (Tutor Sebaya)


KERJA INDIVIDUAL       KERJA KELOMPOK           TANYA JAWAB
                                     (Gunakan LKM)                                GURU-MURID (OPB)



Text Box: Reviu umum, pergantian, penguatan, tindak lanjut tugas, [engantar jam pelajaran berikutnya
 






Dalam Model PKR 333, guru menghadapi tiga kelas, dalam hal ini kelas IV, V, VI, untuk mengajar tiga mata pelajaran yang berbeda. Ketiga topik satu sama lain tidak ada kaitannya secara langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung.
Dalam menerapkan model ini guru perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.
1.      Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit pertama kumpulkan murid kelas IV, V, VI disalah satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi
2.      Pada kegiatan inti + 60 menit terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Murid (LKM) atua Lembar Tugas Murid (LTM) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar murid lebih bersifat mandiri.
3.      Pada kegiatan penutup + 10 menit terakhir adalah reviu untuk dua kelas dengan menempatkan guru dipintu penghubung ruang satu dengan ruangan dua atau ruangan dua dnegan ruangan tiga.
4.      Sebagai catatan, memang model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumit dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas (daya gerak) pedagogis yang tinggi.
 









  C.     Pemanfaatan Sumber Belajar
Sesuai dengan prinsip PKR yang antara lain menekankan pada perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya disadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar secara optimal.
            Lingkungan belajar ini sekurang-kurangnya mencakup dua kelompok yaitu:
  1. Prasarana dan sarana belajar seperti ruangan, tempat duduk (meja-kursi atau bangku) dan papan tulis.
  2. Sumber belajar yang mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar.
Bila dirinci, sumber belajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Lingkungan sosial atau manusia antara lain guru, siswa lain. Orang tua, dan anggota masyarakat.
  2. Lingkungan hidup seperti flora dan fauna.
  3. Lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan.
  4. Lingkungan budaya seperti peralatan, pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi.
  5. Lingkungan riligius seperti kitab suci dan acara keagamaan.
            Kelima unsur lingkungan tersebut berpotensi memberi simulus atau rangsangan belajar kepada siswa. Dalam pelaksanaan PKKR berbagai jenis sumber belajar seyogyanya dimanfaatkan secara optimal untuk memicu, mamacu, dan meningkatkan proses belajar. Untuk itu berbagai metode dan teknik perlu digunakan untuk mendorong dan memberi kemudahan siswa sehingga mereka tahu, mau, mampu, dan terbiasa belajar dari manusia lain, bahan belajar tertulis, bahan belajar terekam, bahan belajar tersiar, alam alam sekitar, masyarakat, kebudayaan.
            Berbagai teknik yang dapat digunakan dalam memanfaatkan aneka ragam sumber belajar antara lain adalah sebagai berikut (Goldon : 1992, McGrath dan Noble : 1993, Miller :1989).
  1. Membaca dan memahami isi bacaan
  2. Bertanya dan mencatat jawaban
  3. Mengamati dan mencatat pengamatan
  4. Mengadakan percobaan dan mencatat proses dan hasilnya.
  5. Berlatih keterampilan
  6. Bersimilasi peran
  7. Berpatisipasi dalam kegiatan
  8. Bekerja dalam kelompok
  9. Berdarmawisata ke tempat bersejarah, kebun binatang, pabrik dll.
  10. Mendengarkan kaset audio/siaran radio
  11. Menonton vidio/film/televisi
  12. Mengadakan upacara kenegaraan
  13. Mengikuti ceramah tamu
  14. Mengarang pengalaman selama libur
  15. Menggambar
  16. Mengisi lembaran kerja
  17. Membuat keliping.






























BAB III
PENUTUP

    A.  Kesimpulan
Dalam pelaksanaan PKR pengelompokan siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokan belajar siswa ini terdapat beberapa cara yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. (UNESCO : 1998)
Untuk mewadahi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan PKR sebagaimana telah dibahas, dikembangkan contoh ruangan tiga dengan model interaksi dan penataan sebagai berikut:
1.      PKR 221 : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
2.      PKR 222 : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
3.      PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
Lingkungan belajar ini sekurang-kurangnya mencakup dua kelompok yaitu:
  1. Prasarana dan sarana belajar seperti ruangan, tempat duduk (meja-kursi atau bangku) dan papan tulis.
  2. Sumber belajar yang mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar.

     B.  Saran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mampu menerapkan pengelompokan siswa, penataan ruangan, dan pemanfaatan sumber kelas.




DAFTAR PUSTAKA

            Winataputra, Udin S. 1998. Pembelajaran Kelas rangkap (PKR). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

            Diakses : 20 September 2013


















iii
 
 

1 komentar: