MAKALAH
PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP
“BAGAIMANA
MENGORGANISASIKAN DAN
MENGELOLA
PKR“
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
1. Efa
Manulia (A1G011096)
2. Reza
Riski Fahmi (A1G011112)
3. Sarniati (A1G011113)
4. Yohanes
Sangkang (A1G011121)
5. Yosa
Desi Ratna Sari (A1G011122)
DOSEN
PEMBIMBING :
Dr.
Nina Kurniah, M. Pd
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat
Tuhan yang Mahas Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Bagaimana
Mengorganisasikan dan Mengelola PKR“ ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disajikan
secara singkat, lengkap dan
sederhana agar pembaca dapat mudah
memahaminya. Dengan tersusunnya makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam makalah ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan di masa yang
akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Bengkulu, September 2013
Penulis
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengelompokkan
Siswa ..................................................................... 2
B. Penataan
Ruangan dan Pengelolaan Kelas ......................................... 4
C. Pemanfaatan
Sumber Belajar .............................................................. 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran
.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk
mencapainya suatu kegiatan pembelajaran yang terencana dan konkret maka perlu
adanya upaya-upaya yang harus dilakukan seorang guru diantaranya adalah mampu
meningkatkan kualitas pendidikan guru dan kemampuan yang profesional
dalam mengajar. Dalam rangka meningkatkan kualifikasi guru di sekolah dasar,
maka mahasiswa program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIB melaksanakan mata
kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap yang diharapkan dengan mengikuti mata kuliah
tersebut mampu meningkatkan kemampuan profesional guru sekolah dasar.
Dengan
mengikuti mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap mahasiswa dapat
menerapkan berbagai kemampuan/ pengetahuan baik teori maupun praktek yang
diperoleh secara maksimal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana mengelompokan siswa dalam pelaksanaan
PKR ?
2.
Bagaimana penataan ruangan dan
pengelolaan kelas dalam pelaksanaan PKR ?
3.
Bagaimana pemanfaatan sumber belajar
dalam pelaksanaan PKR ?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat menerapkan pengelompokan
siswa dalam pelaksanaan PKR.
2.
Mahasiswa dapat menerapkan penataan ruangan
dan mengelola kelas dalam pelaksanaan PKR.
3. Mahasiswa
dapat menerapkan pemanfaatan sumber belajar dalam pelaksanaan PKR.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengelompokan
Siswa
Dalam pelaksanaan PKR
pengelompokan siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar
siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokan belajar siswa ini terdapat
beberapa cara yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. (UNESCO : 1998)
1.
Pengelompokan
siswa atas dasar rombongan belajar
Dengan cara ini kelas
I, I, III, IV, V, dan VI masing-masing diperlakukan sebagai suatu kesatuan.
Artinya bila PKR dilaksanakan di satu ruangan misalnya kelas II, IV, dan V di
dalam ruangan itu terdapat tiga kelompok siswa sesuai kelasnya. Dilihat dari
segi administrasi sangat baik dalam arti memudahkan guru dalam pencatatan
kehadiran, penilaian, dan pengaturan tugas.
2.
Pengelompokan
berdasarkan kesamaan kemampuan (same
ability group)
Dengan cara ini siswa
dikelompokan bukan atas dasar kelas tapi atas dasar kemampuannya sesuai hasil
tes tersebut siswa dikelompokkan ke dalam kelompok diatas rata-rata, rata-rata,
dan dibawah rata-rata. Untuk melaksanakan pengelompokan tersebut bisa diberikan
tes kemampuan umum (TKU) atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau
setiap awal tahun. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemas berdasarkan kelas
tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsip belajar tuntas atau
“mastery learning”.
3.
Pengelompokan
siswa berdasarkan kemampuan campuran (mixed
ability group)
Dengan cara ini siswa
dikelompokkan atas dasar bakat dan keterampilannya dalam berbagai bidang yang
diperlukan untuk menangani suatu proyek belajar (learning projec) misalnya
“pembuatan peta”, “memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan
melakukan suatu percobaan. Dalam setiap kelompok diperlukan sejumlah siswa
dengan berbagai kemampuan, bakat dan minat, agar proyek belajar itu benar-benar
dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan tugas sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya.
4.
Pengelompokan siswa
berdasarkan kesamaan usia (same age group)
Pengelompokan ini bertolak dari anggapan
dasar bahwa kelompok umur siswa yang usianya sama memiliki kemampuan dan
kecepatan belajar yang kurang lebih sama. Cara ini nampaknya dapat digunakan
dalam pembentukan kelompok siswa dalam konteks penerapan cara seperti pada
butir pertama. Seperti diketahui bahwa siswa dalam suatu rombongan belajar atau
kelas di SD terdiri atas siswa dalam kelompok usia tertentu misalnya kelas I
terdiri atas siswa berusia 6-7 tahun, kelas II berisi siswa berusia 7-8 tahun,
dan sebagainya. Artinya suatu rombongan belajar dapat dipecah ke dalam kelompok
siswa berdasarkan persamaan usia. Dalam konteks pengorganisasian siswa SD saat
ini cara pengelompokan ini dapat dipakai secara insidental sesuai kebutuhan dan
sasaran pembelajaran.
5.
Pengelompokan
siswa berdasarkan kompatibilitas siswa
Cara ini bertolak dari kenyataan bahwa
secara sosial siswa memiliki kelompok atas dasar pertemanan yang saling
menyukai karena sering berangkat bersama, tempat tinggal berdekatan, atau
tempat duduk di kelas selalu bersama. Pengelompokan ini terbentuk secara alami.
Secara insidental pengelompokan ini dapat digunakan sesuai kebutuahn
pembelajaran, misalnya dalam tugas pembuatan denah tempat tinggal di lingkungan
rukun warga, kampung, desa, atau kompleks perumahan.
6.
Pengelompokan
siswa sesuai kebutuhan pembelajaran
Cara ini digunakan untuk mendukung
pencapaian tujuan dari pembelajaran suatu topik dengan model pembelajaran
tertentu. Misalnya dalam simulasi atau bermain peran atau permainan siswa
dikelompokan sesuai dengan tugas atau peran yang harus dilakukan pada saat itu.
Demikian juga pada kegiatan ekskursi/karyawisata siswa dapat dikelompokkan
sesuai dengan kebutuhan pada saat kegiatan itu. Misalnya ada yang bertugas
mengamati dan mencatat, mewawancarai dan mencatat, mengambil foto, dan
lain-lain.
Dalam kondisi pendidikan dasar di
Indonesia saat ini yang secara formal terdapat pengorganisasian siswa atas
rombongan belajar atau kelas, cara pertama yakni pengelompokan atas dasar kelas
merupakan pengelompokan yang bersifat tetap secara administratif. Sedang cara
kedua sampai dengan cara keenam dapat digunakan secara sbergantian sesuai
dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan PKR semua cara itu
sangat terbuka dan memungkinkan untuk digunakan. Dengan demikian suasana kelas
PKR akan lebih dinamis.
B. Penataan Ruangan dan Pengelolaan Kelas
Penerapan
PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang lebih kompleks daripada
PKR dalam dua atau tiga ruangan. Dilihat dari sudut fasilitas ruangan, terdapat
tiga situasi yakni PKR dalam satu ruangan. Selanjutnya dapat diamati contoh PKR
221, PKR 222, dan PKR 333. Dalam contoh tersebut dapat dilihat bagaimana
penataan ruangan dikaitkan dengan pengelolaan interaksi pembelajaran yang
sengaja dirancang. Khusus mengenal PKR dalam satu ruangan berbagai kemungkinan
penataan ruangan dan penempatan siswa dapat dikembangkan dalam berbagai
alternatif selain tiga model pokok tersebut.
Untuk
mewadahi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan PKR sebagaimana telah dibahas,
dikembangkan contoh ruangan tiga dengan model interaksi dan penataan sebagai
berikut:
1. PKR
221 : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
2. PKR
222 : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
3. PKR
333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
Dalam
model PKR 221, guru menghadapi dua kelas,
dalam hal ini kelas V dan kelas VI, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas V, dan mata
pelajaran IPS dengan topik Sumber Kekayaan Alam di kelas VI, kedua topik
memiliki saling keterkaitan. Proses pembeljaran berlangsung dalam satu ruangan.
Dalam
menerapkan model ini ikuti petunjuk sebagai berikut:
1. Pada kegiatan pendahuluan
+ 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan
dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil
belajar yang diharapkan dari kelas V dan VI, ikuti dengan langkah-langkah untuk
masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu + 80 menit.
2. Pada kegiatan inti
+ 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing
kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan,
balikan sesuai keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup
+ 10 menit terakhir berdirilah didepan kelas menghadapi kedua kelas untuk
mengadakan review atau materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan.
Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan
untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
|
|
Dalam Model PKR 222, guru menghadapi
dua kelas, dalam hal ini kelas V dan VI, untuk mengajar mata pelajaran
Matematika topik Bangun Ruang di kelas V dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan
Hijau di kelas VI. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang terhubungan dengan
pintu.
Dalam
menerapkan model ikuti petunjuk :
1.
Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit
pertama satukan murid kelas V dan VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya
mencukupi.
2.
Pada kegiatan inti + 60 menit berikutnya
tetapkan aneka metode yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing, jangan
sampai murid ribut dengan kegiatan masing-masing. Pada kegiatan penutup + 10
menit terakhir beridir di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk
mengadakan teviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku.
3.
Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini
sedpat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan murid mengarah kedepan pintu
penghubung
Pengelolaan
PKR 22 lebih rumit dari pada PKR 221. Dapat dipahami dengan berkumpul dengan
satu ruangan seperti 221 perhatian guru tanpa penghalang. Model PKR 221 sangat
cocok untuk dua materi yang saling berkaitan. Sedangkan Model PKR 222 sanagt
cocok untuk materi pelajaran yang tidak berkaitan dan memerlukan perhatian
khusus dari masing-masing kelas.
Model PKR 333
Gambar 5.3
Model PKR
Tiga Kelas –
Tiga Mata Pelajaran _ Tiga Ruangan
(Model PKR 333)
1.
PENDAHULUAN (10’)
2.
KEGIATAN INTI II (15’)
3.
KEGIATAN
4.
INTI III (15’)
5.
PENUTUP (10’)
(S 80 MENIT) |
KERJA
KELOMPOK PENJELASAN GURU KERJA INDIVIDUAL
(Gunakan LKM)
KERJA
KELOMPOK TANYA JAWAB KERJA INDIVIDUAL
(Gunakan
LKM) GURU-MURID (OPB)
TANYA
JAWAB KERJA
KELOMPOK KERJA PASANGAN
GURU-MURID
(OPB) (Gunakan
LKM)
(Tutor Sebaya)
KERJA
INDIVIDUAL KERJA KELOMPOK TANYA JAWAB
(Gunakan LKM) GURU-MURID (OPB)
|
Dalam
Model PKR 333, guru menghadapi tiga kelas, dalam hal ini kelas IV, V, VI, untuk
mengajar tiga mata pelajaran yang berbeda. Ketiga topik satu sama lain tidak
ada kaitannya secara langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga
ruangan berjejer satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung.
Dalam
menerapkan model ini guru perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.
1.
Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit
pertama kumpulkan murid kelas IV, V, VI disalah satu ruangan yang tempat
duduknya mencukupi
2.
Pada kegiatan inti + 60 menit terapkan
aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia.
Penggunaan Lembar Kerja Murid (LKM) atua Lembar Tugas Murid (LTM) sangat
dianjurkan agar kegiatan belajar murid lebih bersifat mandiri.
3.
Pada kegiatan penutup + 10 menit
terakhir adalah reviu untuk dua kelas dengan menempatkan guru dipintu penghubung
ruang satu dengan ruangan dua atau ruangan dua dnegan ruangan tiga.
4.
Sebagai catatan, memang model PKR 333
ini termasuk yang lebih rumit dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk
memiliki mobilitas (daya gerak) pedagogis yang tinggi.
C.
Pemanfaatan
Sumber Belajar
Sesuai dengan prinsip PKR yang antara lain
menekankan pada perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah
seharusnya disadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar
secara optimal.
Lingkungan belajar ini
sekurang-kurangnya mencakup dua kelompok yaitu:
- Prasarana dan sarana belajar seperti ruangan, tempat duduk (meja-kursi atau bangku) dan papan tulis.
- Sumber belajar yang mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar.
Bila
dirinci, sumber belajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Lingkungan sosial atau manusia antara lain guru, siswa lain. Orang tua, dan anggota masyarakat.
- Lingkungan hidup seperti flora dan fauna.
- Lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan.
- Lingkungan budaya seperti peralatan, pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi.
- Lingkungan riligius seperti kitab suci dan acara keagamaan.
Kelima unsur lingkungan tersebut
berpotensi memberi simulus atau rangsangan belajar kepada siswa. Dalam
pelaksanaan PKKR berbagai jenis sumber belajar seyogyanya dimanfaatkan secara
optimal untuk memicu, mamacu, dan meningkatkan proses belajar. Untuk itu
berbagai metode dan teknik perlu digunakan untuk mendorong dan memberi
kemudahan siswa sehingga mereka tahu, mau, mampu, dan terbiasa belajar dari
manusia lain, bahan belajar tertulis, bahan belajar terekam, bahan belajar
tersiar, alam alam sekitar, masyarakat, kebudayaan.
Berbagai teknik yang dapat digunakan
dalam memanfaatkan aneka ragam sumber belajar antara lain adalah sebagai
berikut (Goldon : 1992, McGrath dan Noble : 1993, Miller :1989).
- Membaca dan memahami isi bacaan
- Bertanya dan mencatat jawaban
- Mengamati dan mencatat pengamatan
- Mengadakan percobaan dan mencatat proses dan hasilnya.
- Berlatih keterampilan
- Bersimilasi peran
- Berpatisipasi dalam kegiatan
- Bekerja dalam kelompok
- Berdarmawisata ke tempat bersejarah, kebun binatang, pabrik dll.
- Mendengarkan kaset audio/siaran radio
- Menonton vidio/film/televisi
- Mengadakan upacara kenegaraan
- Mengikuti ceramah tamu
- Mengarang pengalaman selama libur
- Menggambar
- Mengisi lembaran kerja
- Membuat keliping.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pelaksanaan PKR pengelompokan siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin
proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokan belajar siswa
ini terdapat beberapa cara yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. (UNESCO : 1998)
Untuk
mewadahi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan PKR sebagaimana telah dibahas,
dikembangkan contoh ruangan tiga dengan model interaksi dan penataan sebagai
berikut:
1. PKR
221 : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
2. PKR
222 : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
3. PKR
333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
Lingkungan
belajar ini sekurang-kurangnya mencakup dua kelompok yaitu:
- Prasarana dan sarana belajar seperti ruangan, tempat duduk (meja-kursi atau bangku) dan papan tulis.
- Sumber belajar yang mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar.
B. Saran
Setelah
mempelajari materi ini, diharapkan mampu menerapkan pengelompokan siswa,
penataan ruangan, dan pemanfaatan sumber kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Winataputra, Udin S. 1998. Pembelajaran Kelas rangkap (PKR). Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Diakses
: 20 September 2013
|
makalahnya bagus dan rapi kak
BalasHapusElever