LAPORAN AKHIR
KEGIATAN
MAGANG III SD NEGERI 69 KOTA BENGKULU
PEMANTAPAN
KOMPETENSI AKADEMIK KEPENDIDIKAN
OLEH :
1.
Irma
Mayaningsih (A1G011104)
2.
Yantri
Irna M. Ngulu (A1G011120)
3.
Yohanes
Sangkang (A1G011121)
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
KEGIATAN MAGANG III
PEMANTAPAN KOMPETENSI
AKADEMIK KEPENDIDIKAN
DI SD NEGERI 69 KOTA
BENGKULU
OLEH :
1.
Irma Mayaningsih (A1G011104)
2.
Yantri Irna M. Ngulu (A1G011120)
3.
Yohanes Sangkang (A1G011121)
DISAHKAN OLEH:
Dosen
Pembimbing Guru Pamong
Dr. H. Daimun Hambali, M.Pd. Hardi
AR., S.Pd.
NIP.
19580811198303 2 001 NIP. 19580615 197802 1 001
Mengetahui,
Kepala sekolah
Priyanti
Yuliana, S. Pd.
NIP.
19740725 199703 2 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proses penulisan Laporan Magang III ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa apa yang telah
penulis peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri tetapi
hasil dari keterlibatan semua pihak.Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Priyanti Yuliana, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 69 Kota Bengkulu.
2. Bapak Dr. H. Daimun Hambali, M. Pd., selaku dosen
pembimbing.
3. Bapak
Hardi AR., S.Pd., selaku
guru pamong.
4. Bapak dan Ibu guru serta staf/karyawan SD Negeri 69
Kota Bengkulu.
5. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan, atas
bantuan, doa serta dukunganya yang
berhubungan dengan pelaksanaan magang ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang
telah diberikan mendapat pahala dan hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Magang III ini.
Akhir kata penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar Belakang (Dasar Kegiatan Magang) ........................................... 2
B.
Tujuan dan Manfaat Kegiatan .............................................................. 2
C.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN .............................................................................. 3
A.
Hasil Setiap Aspek Kegiatan ................................................................ 3
1.
Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang
Digunakan Guru ............................................................................. 3
a.
Mengungkapkan Aspek-Aspek/Komponen yang Ada
Dalam Kurikulum ..................................................................... 3
b.
Menelaah Setiap Aspek-Aspek Dalam Komponen Kurikulum 5
c.
Menelaah Kaitan Antara Komponen-Komponen Kurikulum ... 18
d.
Menelaah Kaitan Antara Kurikulum Dengan Komponen RPP
Buatan Guru .............................................................................. 20
Buatan Guru .............................................................................. 20
2.
Menelaah Strategi Pembelajaran .................................................... 25
a.
Strategi yang Digunakan Guru dengan Tujuan Pembelajaran .. 26
b.
Strategi dengan Materi Pelajaran yang Diajarkan ..................... 27
c.
Tujuan, Materi dengan Metode yang Digunakan ..................... 27
d.
Alat Peraga yang Digunakan dengan Materi dan Tujuan ......... 33
e.
Pendekatan Pembelajaran yang Dugunakan dengan
Karakteristik Bidang Studi ....................................................... 35
3.
Menelaah Sistem Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran ......... 37
a.
Evaluasi yang Digunakan Guru dengan
Tujuan Pembelajaran ................................................................ 38
b.
Evaluasi yang Digunakan Guru dengan
Materi Pembelajaran ................................................................. 38
c.
Evaluasi yang Digunakan Guru dengan
Pendekatan Pembelajaran ......................................................... 39
d.
Menelaah Variasi Bentuk Soal dan Tingkat Kesukaran Soal ... 39
e.
Menelaah Administrasikan Penilaian Proses dan
Hasil Belajar dan Berbagai
Instrumen yang Digunakan ........... 41
f.
Menganalisis Hasil Penilaian Proses dan Hasil Belajar untuk
Berbagai Tujuan ........................................................................ 43
B.
Tingkat Keberhasilan ............................................................................ 43
C.
Faktor Pendukung dan Penghambat ..................................................... 44
D.
Pengalaman Khusus yang Diperoleh .................................................... 44
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 45
A.
Kesimpulan ........................................................................................... 45
B.
Saran ..................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Program Kegiatan
2.
Silabus dan RPP
3.
Soal ulangan bulanan mata pelajaran Bahasa Indonesia
4.
Kalender pendidikan
5.
Surat keterangan telah melaksanakan kegiatan
6.
Daftar Hadir Kegiatan Magang
7.
Identitas Mahasiswa Peserta Magang
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Instrumen
Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen I ......... 5
Tabel 2.2 Instrumen
Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen II ......... 14
Tabel 2.3 Kesesuaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................ 20
Tabel
2.4 Kesesuaian Kompetensi Dasar dan Indikator .................................. 22
Tabel 2.5 Menelaah
Kesesuaian Indikator dengan Materi ............................. 23
Tabel 2.6 Menelaah
Kesesuaian Materi dan Strategi Pembelajaran ............... 24
Tabel 2.7 Menelaah Kesesuian Media dan Strategi dengan
Alokasi Waktu ... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang (Dasar Kegiatan Magang)
Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan
menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogik dapat di
terima oleh pihak penerima jasa layanan secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh sebab itu, guru harus dipersiapkan melalui program pendidikan yang relatif panjang dan dirancang
berdasarkan standar kompetensi guru.
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,
mewajibkan Guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat
pendidik. Pada pasal 4 peraturan pemerintah No 74 Tahun 2008 di tegaskan bahwa seritifikat
pendidik bagi guru diperoleh melalui program profesi yang di selenggrakan oleh
perguruan tinggi yang memilki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi.
Masih banyak daerah yang masih geografis terpencil, berpenduduk usia
sekolah dasar relatif sedikit tentu tidak efesien mengelola sekolah dengan
murid dari berbagai tingkat yang berjumlah sedikit dengan menggunakan standar
sekolah regular. Dengan penugasan guru untuk mengajar kelas rangkap tanpa
desain pembelajaran yang benar bukan merupakan pilihan yang bijaksana. Jalan
keluarnya adalah menyelenggarakan pembelajaran untuk anak dari tingkat kelas
yang berbedah dalam satu ruang belajar. Model multi- grade untuk Rintisan PPGT SD Terintergasi, yaitu model PPGT
yang mebekali calon guru agar memiliki kemampuan mengelola lebih dari kelas di
SD (kelas 1,2 dan 3 dalam satu ruang belajar, dan kelas 4,5 dan 6 dalam satu ruang
belajar lainnya.
Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Terintegrasi
(berkewenangan ganda), untuk selanjutnya desebut Rintisan Program PPGT adalah penddikan profesi guru yang
diselenggarakan dalam kurun waktu yang bersamaan dengan program akademik
substansi bidang.
Studi maupun akademik kependidikan, dilanjutkan dengan PPL yang intensif di sekolah mitra
dan diakhiri dengan uji kompetensi serta memiliki kewenangan ganda dalam
melaksanakn tugas sebagai guru yang terdiri atas kewenangan utama dan
kewenangan tambahan sebagai guru SMP pada salah satu dari lima mata pelajaran
pokok di SD.
B.
Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Mengacu pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tujuan umum mata
kuliah Magang Program Studi PGSD Program pendidik Profesi Guru
Terintergasi(PGSD P3GT) adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan khusus mata kuliah ini adalah mempersiapkan calon guru lebih
mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan profesinya sehingga nanti mampu melakukan
kegiatan praktik mengajar dalam mata kuliah PPL.
C.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat
pelaksanaan kegiatan Magang III PGSD/PPGT berlangsung di Sekolah Dasar Negeri
No. 69 Kota Bengkulu. Waktu kegiatan Magang III ini dilakukan mulai tanggal 22
Januari 2013 sampai dengan 5 Februari 2013 setiap hari Senin sampai hari Kamis,
dimulai pukul 07.30 WIB dan berakhir sesuai dengan waktu berakhirnya pelajaran
di sekolah tersebut.
BAB II
PELAKSANAAN
A.
Hasil Setiap Aspek Kegiatan
1.
Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang Digunakan
Guru
Kurikulum
adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan
tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan
untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan
dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
a.
Mengungkapkan aspek-aspek/komponen yang ada dalam kurikulum
Setelah kami
melakukan observasi tentang kurikulum di SD Negeri 69, kami memperoleh data
bahwa komponen dalam kurikulum adalah sebagai berikut:
Instrumen Penelaahan
Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
1)
Cover/Halaman Judul
2)
Lembaran Pengesahan
3)
Tim Penyusun dan Nara Sumber
4)
Daftar Isi
5)
I. Pendahuluan
A.
Rasional
B.
Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
6)
II. Struktur dan Muatan Kurikulum
A.
Struktur Kurikulum
B.
Muatan Kurikulum
1.
Mata Pelajaran
a.
Pendidikan Agama Islam
b.
Pendidikan Kewarganegaraan
c.
Bahasa Indonesia
d.
Matematika
e.
Ilmu Pengetahuan Alam
f.
Ilmu Pengetahuan Sosial
g.
Seni Budaya dan Keterampilan
h.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2.
Muatan Lokal
a.
Seni Budaya Daerah (Kota Bengkulu)
b.
Bahasa Inggris
c.
Industri Rumah Tangga
3.
Kegiatan Pengembangan Diri
4.
Pengaturan Beban Belajar
5.
Ketuntasan Belajar
6.
Kriteria Kenaikan Kelas
7.
Kriteria Kelulusan
7)
Kalender Pendidikan
Instrumen
Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 2 (Silabus)
v silabus
b.
Menelaah setiap aspek-aspek/dalam komponen kurikulum
Tabel 2.1 Instrumen
Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
No
|
Aspek yang Ditelaah
|
Deskripsi
|
Analisis
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1
|
Cover/Halaman Judul
|
v Terdapat logo daerah (Kota
Bengkulu)
v Terdapat judul yang tepat
(Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu)
v Menulis alamat sekolah
dengan lengkap (Jl. WR. Supratman Kandang Limun Kec. Muara Bangkahulu Kota
Bengkulu)
|
Ada
Ada
Ada, lengkap
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2
|
Lembaran Pengesahan
|
v Terdapat rumusan kalimat
pengesahan yang baik dan benar
v Terdapat tanda tangan
kepala sekolah sebagai pihak yang
mensahkan beserta cap sekolah
v Terdapat tanda tangan
ketua komite sekolah sebagai pihak yang menyetujui
v Terdapat tanda tangan
kepala dinas pendidikan Kota Bengkulu sebagai pihak yang mengetahui
|
Ada
Ada
Ada
Ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3
|
Tim Penyusun dan Nara Sumber
|
v Terdapat ketua,
sekretaris, dan anggota, ketua dan sekretaris masing-masing 1 (satu) orang
sedangkan anggotanya 14 (empat belas) orang
v Terdapat nara sumber 2
(dua) orang
|
Ada
Ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4
|
Kata Pengantar
|
v Terdapat ucapan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi Rahmat, Taufiq, dan
HidayahNya
v Terdapat ucapan terima
kasih dari tim penyusun kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya
kurikulum
|
Ada
Ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5
|
Daftar Isi
|
v Mempunya daftar isi sesuai
dengan kerangka KTSP
v Penulisan daftar isi
sesuai dengan aturan penulisan yang benar (Judul, Bab, Sub bab, dst.)...
sistematis
|
Ya
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6
|
Bab I. Pendahuluan
A.
Rasional
|
v Berisi dasar pemikiran
penyusunan KTSP
v Terdapat prinsip-prinsip
pengembangan
v Dirumuskan dengan bahasa
yang baik dan benar
|
Ya
Ya
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7
|
B.
VisiSekolah
|
v Terdapat visi yaitu:
Berprestasi di bidang
akademik, non akademik, dan bermutu melalui IMTAQ dan IPTEK
|
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8
|
C.
Misi Sekolah
|
v Terdapat misi yaitu:
1.
Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang optimal
2.
Menerapkan model pembelajaran inovatif
3.
Melaksanakan pengembangan KTSP
4.
Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah
5.
Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
6.
Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh
warga sekolah dan kelompok kepentingan terkait dengan sekolah
7.
Melaksanakan kegiatan tafakur setiap hari jum’at
|
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
9
|
D.
Tujuan Sekolah
|
v Terdapat tujuan sekolah
yaitu:
1.
Sekolah memiliki kemampuan mengelola manajemen sekolah
dengan baik
2.
Sekolah mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan belajar
dengan baik
3.
Sekolah dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan
memiliki daya saing
4.
Sekolah dapat menghasilkan siswa yang berkualitas sehat
jasmani dan rohani
|
Ya
Ya
Ya
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10
|
Bab II. Struktur dan
Muatan Kurikulum
A.
Struktur Kurikulum
|
v Terdapat struktur
kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah yang sesuai dengan visi,
misi dan tujuan sekolah serta mengacu pada Standar Isi
v Terdapat komponen mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
v Terdapat alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
v Terdapat tambahan alokasi
waktu untuk pembelajaran pengembangan diri
v Terdapat jumlah alokasi
waktu dari kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 6 (enam)
|
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
11
|
B.
Muatan Kurikulum
1)
Mata Pelajaran
|
v Terdapat 8 (delapan) mata
pelajaran yaitu:
1.
Pendidikan Agama Islam
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
7.
Seni Budaya dan Keterampilan
8.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
v Dari kedelapan mata
pelajaran tersebut terdapat tujuan mata pelajaran, Standar Kompetensi, dan
Kompetensi Dasar, mulai dari kelas 1 (satu) semester I dan II sampai dengan
kelas 6 (enam) semester I dan II
|
Ya
Ya
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
12
|
2)
Muatan Lokal
|
v Terdapat beberapa mata
pelajaran muatan lokal yang diajarkan dengan tujuannya masing-masing,
misalnya:
Seni budaya Kota Bengkulu,
Bahasa Inggris, dan Industri Rumah Tangga
v Muatan lokal sesuai dengan
karakteristik dan potensi sekolah
v Ada Standar Isi yaitu
Standar Kompentensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) muatan lokal
|
Ya, seni budaya kota
Bengkulu merupakan muatan lokal yang bertujuan agar siswa dapat megembangkan
budaya daerah
Ada
Ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
13
|
3)
Pengembangan Diri
|
v Pengembangan diri meliputi
beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang
terdiri atas:
·
Kewiraan
·
Olahraga
·
Seni
·
UKS
·
Kegiatan Pembiasaan merupakan proses pembentukan akhlaq dan
penanaman/pengamalan ajaran Islam, kegiatannya meliputi:
1.
Jum’at bersih
2.
Kultum setiap jum’at
3.
Hafalan Al Qur’an, peringatan hari besar Islam
4.
Pesantren Ramadhan
5.
Sholat Berjemaah
6.
Penanaman Akhlak Islami
|
Ada,
·
Kewiraan
1.
Pramuka
2.
Peraturan Baris Berbaris (PBB)
·
Olahraga
1.
Sepak Bola
2.
Tenis Meja
3.
Olahraga Tradisional
·
Seni
1. Seni Tari
2. Seni
Musik dan Vokal
3. Seni
tradisional daerah lainnya
·
UKS
1. Dokter
Kecil
2.
Kebun Sekolah
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
14
|
Pengaturan Beban Belajar
|
v Terdapat beban belajar
dengan sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum
v Pada kelas 1 (satu) sampai
dengan kelas 6 (enam),satu jam tatap muka 35 menit
v Terdapat jumlah jam
pelajaran per-minggu dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, berbeda-beda
Kelas 1 = 30 jam/minggu
Kelas 2 = 31 jam/minggu
Kelas 3 = 32 jam/minggu
Kelas 4 = 40 jam/minggu
Kelas 5 = 40 jam/minggu
Kelas 6 = 40 jam/minggu
v Terdapat jumlah jam
efektif per-tahun ajaran, dari kelas 1 sampai dengan kelas 5 jumlah minggu
efektifnya per-tahun ajaran 37 minggu sedangkan untuk kelas 6 jumlah minggu
efektifnya pertahun ajaran adalah 33 minggu
v Terdapat waktu
pembelajaran/jam per-tahun
Kelas 1 = 962
Kelas 2 = 999
Kelas 3 = 1036
Kelas 4 = 1332
Kelas 5 = 1332
Kelas 6 = 1221
|
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
15
|
Ketuntasan Belajar
|
v Terdapat Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sama dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
16
|
Kenaikan Kelas dan
Kelulusan
|
a.
Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran
Kriteria Kenaikan Kelas :
·
Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh
program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti
·
Tidak terdapat nilai di bawah KKM
·
Memeiliki nilai minimal Baik untuk aspek kpribadian pada
semester yang diikuti
b.
Kriteria Kelulusan
·
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
·
Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok mata
pelajaran ; Agama dan Akhlaq mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Estetika,
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
·
Lulus Ujian Sekolah/Ujian Nasional sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional yang berlaku
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
17
|
Kalender Pendidikan
|
v Terdapat kalender
pendidikan yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh
dinas pendidikan dan memperhatikan kalender pendidikan yang ada di Standar
Isi
v Kalender pendidikan
tersebut disusun berdasarkan kebutuhan dan karakteristik sekolah, serta
peserta didik dan masyarakat
v Hari efektif belajar
per-semester, Semester 1 = 112 Hari
Semester 2 = 125 Hari
|
Ya
Ya
Ya
|
Tabel 2.2 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD
Negeri 69 Dokumen II
No
|
Aspek yang Ditelaah
|
Deskripsi
|
Analisis
|
1
|
Silabus
|
v Memuat identitas mata
pelajaran atau tema pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian
kompetensi, Penilaian, Alokasi Waktu dan Sumber Belajar.
v Kesesuaian SK-KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
|
Ya
Ya
|
|
SK dan KD
|
v Rumusan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar isi
v Keterkaitan antara SK dan
KD
v Ada kesesuaian antara KD
dengan komponen silabus lainnya (materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber
belajar).
|
Ya
Ya
Ya
|
2
|
Materi Pelajaran
|
v Materi pembelajaran benar
secara ilmiah
v Materi pembelajaran
mendukung pencapaian KD (selaras dengan KD)
v Sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik
v Bermanfaat bagi peserta
didik
|
Ya
Ya
Ya
Ya
|
3
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
v Memuat rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD
v Urutan kegiatan
pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi
v Kegiatan pembelajaran
memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa (belajar aktif)
|
Ya
Ya
Ya
|
4
|
Indikator
|
v Penanda tercapainya KD
yang ditandai dengan perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan
v Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
dan potensi daerah
v Indikator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diamati yang
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
v Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
v Setiap KD dikembangkan
menjadi beberapa indikator (minimal satu KD ada dua indikator)
v Tingkat kata kerja dalam
indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK
|
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
|
5
|
Penilaian
|
Standar penilaian
v Terdapat berbagai teknik
penilaian(tes,observasi, penugasan per-orangan atau kelompok)
v Teknik penilaian yang
dipilih disesuaikan tuntutan indikator
v Melampirkan contoh alat
penilaian yang sesuai dengan indikator
|
Ada
Ya
Ya
|
6
|
Alokasi
Waktu
|
v Alokai waktu sesuai dengan
cakupan kompetensi
v Alokasi waktu sesuai
dengan program semester yang telah disusun
|
Ya
Ya
|
7
|
Sumber
Belajar
|
Standar Proses
v Sumber belajar didasarkan
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
v Sumber belajar bervariasi
|
Ya
Ya
|
c.
Menelaah kaitan antara komponen-komponen kurikulum
Dari komponen
kurikulum dan kesesuaiannya dengan KTSP terdapat hubungan yang singkron atau
yang erat, jadi sudah terdapat kesesuaian antara komponen kurikulum dengan KTSP
karena komponen tersebut disusun untuk melengkapi adanya kurikulum yang
sekarang yaitu KTSP.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan
dikembangkan sebagai berikut: (1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional; (2) Kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.
Berdasarkan
pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya
sama-sama seperangkat rencana pendidikan yang berorientasi pada kompetensi dan
hasil belajar peserta didik. Perbedaannya menurut Masnur menampak
pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini
Depdiknas (c.q. Puskur), maka KTSP disusun oleh tingkat satuan pendidikan
masing-masing, dalam hal ini sekolah yang bersangkutan, walaupun masih tetap
mengacu pada rambu-rambu nasional Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh
badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Berikut komponen
kurikulum :
1.
Tujuan
Konsep dasar dalam
menentukan tujuan suatu pembelajaran yaitu berlandaskan atas pencapaian setiap
indikator yang terdapat dalam setiap Kompetensi Dasar. Dalam satu indikator
kita bisa membuat beberapa tujuan pembelajaran sehingga akan muncul banyak
tujuan dalam satu kompetensi dasar sebagaimana yang terlihat pada tujuan yang
ada pada (RPP).
2.
Materi
Penyusunan materi
berdasarkan pada tujuan-tujuan yang telah dibuat hal ini berhubungan dengan
pencapaian dari pada proses pembelajaran yang akan dilakukan. Kelengkapan suatu
materi ajar dilihat dari sejauh mana pencapaian tujuan yang sudah terpenuhi,
jadi semakin banyak tujuan pembelajaran maka akan semakin lengkap materi yang
akan disampaikan dan proses pembelajaran akan semakin komplit.
3.
Organisasi
Untuk menstuktur pengetahuan
peserta didik maka materi perlu disusun sedemikian rupa agar mudah dipahami
oleh peserta didik dalam hal ini dimulai dari pemberian motivasi kepada siswa
berupa pertanyaan atau pernyataan yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk
belajar. Kemudian materi disusun dari tingkat kognisi yang paling sederhana
menuju tingkat analisis yang rumit mulai dari tingkat memahami,
membedakan, mensintesis, kemudian ke tingkat analisis sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Selain itu dalam mengorganisasikan pemahaman siswa
juga dibutuhkan kolom kegiatan siswa atau tes pemahaman siswa berupa soal
latihan pada setiap pokok bahasan setelah menyampaikan suatu materi hal ini
berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa khususnya terhadap materi
yang diajarkan saat itu beserta tidak lupa juga kita menaruhkan
informasi-informasi sains yang berhubungan dengan maateri yang
disampaikan untuk membuka pemikiran siswa dalam memahami fenomena alam yang
bersangkutan.
4.
Evaluasi
Sebagaimana tuntutan hasil
pembelajaran tidak hanya dituntut kemampuan dalam bidang kognitif saja
melainkan juga afektif dan psikomotor sehingga bentuk evaluasi hasil belajar
juga diperlikan penyesuaian. sebagaimana seperti yang terdapat pada bentuk
evaluasi diatas yaitu evalausi dalam bidang kognitf, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kaitan atauhubungan antara
komponen-komponen kurikulum tersebut memiliki hubungan yang sangat singkron. Artinya
antara satu komponen kurikulumdengan komponen lainnya harus memiliki hubungan
yang tidak bisa dipisahkan lagi.
d.
Menelaah kaitan antara kurikulum dengan komponen RPP buatan
guru
Kesesuaian
antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar contohnya dalam mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV (Empat) semester 1 (Satu) sampai
semester II (Dua) yakni :
Tabel 2.3Kesesuaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi
|
Kompetensi dasar
|
Semester I
1.
Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
|
1.1
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa
dan pemerintahan kecamatan
1.2
Menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan
kecamatan
|
2.
Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
|
2.1
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan
kabupaten, kota dan provinsi
2.2
Menggambarkan struktur organisasi kabupaten kota dan
provinsi
|
Semeter II
3.
Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
|
3.1
Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintah
tingkat pusat, seperti MPR,DPR,PRESIDEN,MA,MK, dan BPK dll
3.2
Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat seperti
Presiden, Wakil Presiden dan para menteri
|
4.
Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
|
4.1
Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi
dilingkungannya.
4.2
Mengidentifikasi jenis-jenis budaya indonesia yang perna
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional
4.3
Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi
di lingkungannya
|
Pada tabel di
atas dengan membandingkan antara SK dan KD terdapat kesesuaian atau
keterkaitan, yang sangat singkron.Standar kompetensi pada dasarnya
merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
merupakan sejumlah ke-mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran
tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Standar kompetensi
dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP.
Tabel 2.4 Kesesuaian Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan
desa dan pemerintahan kecamatan
|
1.
Siswa dapat menjelaskan lingkungan desa secara tanggung
jawab (NK. Tanggung jawab). (Responsibility).
2.
Siswa dapat menyebutkan perangkat desa
3.
Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan desa
4.
Siswa dapat menjelaskan lingkungan kelurahan secara peduli
(caring) ( NK. Peduli) (caring)
5.
Siswa dapat menyebutkan perangkat kelurahan
6.
Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan kelurahan
7.
Siswa dapat menjelaskan lingkungan kecamatan dan
menyebutkan perangkatnya jiwa kewarganegaraan (citizenship)
|
Pada tabel
diatas dengan membandingkan antara KD dan indikator yakni KD Mengenal
lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
dengan indikatornya sudah memiliki hubungan yang sangat singkron, artinya
antara KD dengan Indikator itu sesuai berdasarkan kurikulum dan RPP buatan
guru.
Tabel 2.5 Menelaah
kesesuaian indikator dengan materi
Indikator
|
Materi
|
v Siswa dapat menjelaskan lingkungan desa secaratanggung jawab (NK. tanggung jawab) (responsibility)
v Siswa dapat menyebutkan perangkat desa.
v Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan desa.
v Siswa dapat menjelaskan lingkungan kelurahansecara peduli (caring) (NK. Peduli(caring).
v Siswa dapat menyebutkan perangkat kelurahan.
v Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan kelurahan.
v Siswa dapat menjelaskan lingkungan kecamatan dan menyebutkan
perangkatnyadidasari jiwa kewarganegaraan (citizenship).
|
v Tentang desa
v Tentang kelurahan
v Tentang kecamatan
|
Pada tabel
diatas dengan membandingkan antara indikator dengan materi yang akan
disampaikan terdapat kesesuaian, karena yang terdapat didalam modul
pembelajaran sangat cocok dengan indikator yang sudah dibuat oleh guru. Dengan
demikian materi yang diajarkan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa sehingga
bisa mencapai indikator yang diharapkan.
Tabel 2.6 Menelaah
kesesuaian materi dan strategi pembelajaran
Materi
|
Strategi pembelajaran
|
v Tentang desa
v Tentang kelurahan
v Tentang kecamatan
|
v Pendekatan
kontekstual.
v Pendekatan coopratif learning
v Diskusi dan penugasan
|
Dari tabel diatas hubungan materi
dan strategi pembelajaran ini sesuai dengan materi yang diajarkan, sebab
materi yang diajarkan dengan menggunakan modul, mampu mendorong siswa untuk
belajar aktif kreatif dan efektif serta
menyenangkan.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan
kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran
belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain.
Tabel 2.7 Menelaah kesesuian media dan strategi dengan
alokasi waktu
Media
|
Alokasi waktu
|
Ø Buku paket
Ø Orang tua
Ø Teman
Ø Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst.
|
Untuk Standar Kompetensi I
(Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah
kecamatan)
4 x 35 menit (2 pertemuan)
|
Strategi
|
|
v Pendekatan
kontekstual.
v
Pendekatan coopratif learning
v Diskusi dan penugasan
|
Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pemaksimalan waktu
disediakan dengan media dan strategi yang digunakan telah sesuai karena waktu
yang diberikan itu telah mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran.
2.
Menelaah Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan
peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya
tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/prosedur
yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran
lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik
adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan kata lain,
metode yang dipilih oleh masing-masing guru bisa sama, tetapi teknik
penyampaiannya yang berbeda-beda.
a.
Strategi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran
Secara umum strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar,strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, anak
didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuannya telah
digariskan.
Ada empat
strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1)
Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan keperbadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2)
Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3)
Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat, dan efektif dapat dijadikan pegangan oleh
guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4)
Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasai hasil pembelajaran yang selanjutnya akan dijadikan
umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Dalam pengamatan
kami strategi yang digunakan guru sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia strategi yang digunakan adalah model
cooperative learning. Dengan model
ini siswa dikelompokan dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai
anggota 6 atau 5 orang. Setelah itu siswa mendiskusikan materi pelajaran yang
telah dibahas atau dijelaskan. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
Hal ini
dilakukan guru agar siswa bisa aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran
pun berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai indikator atau tujuan
pembelajaran.
b.
Strategi dengan materi pelajaran yang diajarkan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di kelas VI
pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi tentang Pidato dan Drama
dimana guru dalam menyampaikan
materikepada siswa menggunakan strategi
atau metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, dan penugasan.
Metode-metode sangat sesuai dengan materi pelajaran karena dengan menggunakan
metode ini bisa dengan mudah membantu siswa dalam memahami pelajaran yang
disampaikan. Selain itu juga metode ini bisa membuat siswa lebih aktif dan
menyenangkan dalam belajar.
Dalam pembelajaran materi tentang drama siswa belajar
dalam bentuk kelompok untuk membuat atau menyusun sebuah drama yang dialami
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan metode ini siswa lebih mudah untuk berpartisipasi
dalam kelompok untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam membuat sebuah drama
tersebut. Hasil yang diperoleh cukup bagus karena semua siswa berperan aktif.
c.
Tujuan, materi dengan metode yang digunakan
1)
Tujuan
Tujuanadalah
suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada
suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal
yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan itu akan di
bawah.
Tujuan adalah
komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran yang lainnya seperti bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat
evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian dan didaya gunakan untuk
mencapai tujuan seefektif dan seefesien mungkin. Bila salah satu komponen tidak
sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ny. Dr.
Roestiyah, N.K. (1989):44) mengatakn suatu tujuan pengajaran adalah deskpripsi
tentang penampilan perilaku (performens) murid-murid yang kita harapkan setelah
mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran
mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar
suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
Dalam
pembelajaran matematika kelas V materi ajar “KPK dan FPB”, tujuan pembelajaran
yang harus dicapai adalah
Peserta didik
dapat:
a)
Melakukan dan menggunakan operasi hitung bilangan bulat
b)
Menentukan KPK dari dua bilangan
c)
Menentukan FPB dari dua bilangan
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI materi ajar “Pidato atau Presentasi”
tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah
Setelah mengerjakan
tugas yang diberikan guru tentang pidato, siswa dapat:
a)
Memahami berbagai jenis pidato atau presentasi
b)
Menyampaikan isi pidato atau presentasi secara lisan
c)
Mencari pidato atau presentasi di surat kabar kemudian
menyampaikan isinya
Dapat
disimpulkan bahwa setiap mata pelajaran memiliki tujuan pembelajaran
masing-masing sesuai dengan SK, KD dan Indikatornya.
2)
Materi atau Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran
adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Karena
itu,guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang
akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam pengauasaan
pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran
pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang
studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya).
Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang
dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang
terlepas dari disiplin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini
harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat
memberikan motivasi kepada sebagian besar dan semua anak didik.
Bahan adalah
salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber
belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pengajaran. (Sudirman, N.K; 1991;203). Bahan pelajaran menurut Dr. Suharsimi
Arikunto (1990) merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar
mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diuapayakan untuk dikuasai
oleh anak didik. Karena itu, guru khusus nya atau pengembang kurikulum umumnya,
tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan
dengan kebutuhan anak didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu
pula. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan
kebutuhan anak didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul
bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. (Sadirman, A.M; 1988;81). Jadi,
bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak
didik dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya
aktivitas anak didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang guru berikan
tidak atau kurang menarik perahatiannya, disebabkan cara mengajar yang
mengabaikan prinsip-prinsip mengajar seperti apersepsi, dan kolerasi, dan
lain-lain. Guru merasa pintar dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai
dengan perkembangan bahasa dn jiwa anak didik lebih banyak mengalami kegagalan
dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar. Karena itu,
lebih baik menyampaikan bahan sesuai dengan perkembangan bahasa anak didik
daripada menuruti kehendak pribadi. Ini perlu mendapat perhatian yang serius,
agar anak didik tidak dirugikan oleh sikap dan tindakan guru yang keliru.
Dengan demikian,
bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran,
sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan
kepada anak didik.
Materi ajar
dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI adalah Pidato atau Presentasi. Dalam
materi tersebut ada beberapa proses
a) Kegiatan
awal
v
Guru mengapersepsi tentang pidato yang pernah
didengarnya
v
Guru mengajukan pertanyaan tentang pidato
b) Kegiatan
inti
v
Eksplorasi
Ø
Guru memberikan penjelasan singkat tentang
pidato
Ø
Guru membagi kelompok yang beranggotakan lima
orang
Ø
Siswa berdiskusi untuk membuat teks pidato
sesuai dengan kerangkanya
v
Elaborasi
Ø
Perwakilan dua kelompok menyampaikan isi pidato
atau presentasi secara lisan
Ø
Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang
berani menampilkan isi pidato ke depan kelas
Ø
Secara bergantian kelompok yang mendengarkan isi
pidato yang telah dipresentasikan memberikan tanggapan
Ø
Guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok
v
Konfirmasi
Ø
Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui
pemahaman konsep pidato
Ø
Guru memberikan penugasan atas jawaban yang
kurang sesuai dengan pertanyaan yang disebutkan
c) Kegiatan
penutup
v
Guru dan siswa merangkum materi yang telah
dipelajari
v
Siswa merefleksi tentang proses dan hasil
pembelajaran
v
Guru memberikan tindak lanjut dengan cara siswa
membuat pidato sebagai PR
v
Guru menutup pelajaran dengan pesan dan kesan
yang baik
3)
Metode
Kegiatan
pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai
suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajkaran. Guru dengan sadar
berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan
sperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana
mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sismatis.
Salah satu usaha
yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode
sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan
pembelajaran.
Dari hasil
analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai
alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pembelajaran, dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
a)
Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati
peranan yang tidak kalah pentingnya dari komp[onen lainnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinbsik dalam kegiatan belajar mengajar.motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena danya
perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari
luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode harus disesuiakan dengan kondisi dan suasana
kelas. jumlah anak mempengaruhi
penggunaan metode. Tujuan intruksional menjadi acuan bagi guru untuk memilih
metode yang sesuai dalam pembelajaran. Dengan begitu akan memudahakan guru
dalam menentykan metode yang bagaimana yang dipilih guna untuk menunjang
pencapain tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
b)
Metode sebagai strategi pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajarn tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi
dalam waktu yang sama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang telah
diberikan juga bermacam-macam ada juga yang cepat, ada yang sedang an ada yang
lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Karena perbedaan daya serap anak didik tidak sama maka memerlukan
strategi pembelajaran yang sangat tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Karen
itu, dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki strategi agar anak didik
dapat belajar secara efktif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk menggunakan strategi itu adalah harus menguasai
teknik- tekni pengajian materi atau biasanya disebut dengan metode mengajar.
Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
c)
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan dari kegiatan pembelajarantidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan salah satunya adalah
komponen-komponen metode. Dengan memantapkan metode dengan akurat, guru akan
mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika metode yang digunakan
adalah ceramah, Tanya jawab, eksperimen, dan demonstrasi. Sedangkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia metode yang digunakan adalah ceramah,
tanya jawab, diskusi dan penugasan.
d.
Alat peraga yang digunakan dengan materi dan tujuan
Media sebagai
alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak
dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu
tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan
oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan
pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama
bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Sebagai alat
bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar
dengan bantuan media memperringgi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan
media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media.
Ada enam langkah
yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media.
Langkah-langkah itu adalah:
1)
Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2)
Persiapan guru.
Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang
akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan
dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
3)
Persiapan kelas.
Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan,
sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat
memotivasi mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran
dengan menggunakan media pengajaran.
4)
Langkah penyajian pelajaran pelajaran dan pemanfaatan media.
Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan
media pengajaran. Keahlian guru dituntut di sini. Media diperbantukan oleh guru
untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan penggunaannya
untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan.
5)
Langkah kegiatan belajar siswa.
Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media
pengajaran. Pemanfaatan media di sini bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya
ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik di kelas maupun di luar kelas.
6)
Langkah evaluasi pengajaran.
Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh
mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh
media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.
Manfaat
penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran terutama di tingkat SD,
sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum mampu
berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep
tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan
guru mejelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peran media. Di sini
nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar.
Dalam
pembelajaran matematika materi tentang “Volume, luas permukaan, panjang
rusuk-rusuk balok” alat peraga yang digunakan adalah
1) Ruangan
kelas
2) Lemari
3) Kotak
penghapus
4) Kubus
kecil
e.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik
bidang studi
1)
Pendekatan individual
Dikelas ada
sekelompok anak didik. Mereka duduk dikursi masing-masing. Mereka berkelompok
dari dua sampai lima orang didepan mereka ada meja untuk membaca dan menulis
atau untuk meletakkan fasilitas belajar. Mereka belajar dengan gaya yang
berbeda-beda. perilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat,
cara berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan dan sebagainya,selalu ada
fariasinya. Masing-masing anak didik memang mempunyai karakteristik tersendiri
yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.
Perbedaan
individual anak didik tersebutmemberikan wawasan kepada guru bahwa strategi
pengejaran harus memperhatikan perbedaan pada aspek individual ini. Dengan kata
lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi
pembelajarannya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning
yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak pernah menjadi
kenyataan. Paling tidak dengan pendekataan individual dapat diharapkan kepada
anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.
Pada kasus-kasus
tertentu yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, dapat diatasi dengan
pendekatan individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik yang suka
bicara. Caranya dengan memisahkan/memindahkan salah satu anak didik tersebut
pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka
bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.
Pendekatan
individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran.
Pengeloalaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan
metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan individual, sehingga guru
dalam melaksanakan tugasnya selalu saj melakukan pendekatan individual terhadap
anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok
diperlukan.
2)
Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan
belajar mengajarterkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni
pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan
perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal
ini disadari bahwa anak didik sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan
kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada
diri setiap anak didik.mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetia kawanan sosial
di kelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa
hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan
semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus
berdiri sendiri tanpa melibatkan makhluk lain langsung atau tidak langsung,
disadari atau tidak makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk
tertentu.
Anak didik
dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa
dirinya ada kekurangan dan ada kelebihan. Ketika guru menggunakan pendekatan
kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak
bertentangan dengan tujuan, vasilitas belajar pendukung, metode yang akan
dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang
cocok didekati dengan pendekatan kelompok.
Keakraban
kelompok ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
a)
Perasaan diterima atau disukai teman-teman;
b)
Tarikan kelompok;
c)
Teknik pengelompokan oleh guru;
d)
Partisipasi atau keterlibatan dalam kelompok;
e)
Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara
mencapainya;
f)
Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sedangkan sifat-sifat
kelompok itu adalah:
v Suatu multi pesonalia dengan
tingkatan keakraban tertentu;
v Suatu sistem interaksi;
v Suatu organisasi atau
struktur;
v Merupakan suatu motif
tertentu dan tujuan bersama;
v Merupaka suatu kekuatan atau
standar perilaku tertentu;
v Pola perilaku yang dapat
diobservasi yang disebut kepribadian.
Setelah kami
melakukan pengamatan di SD 69 Kota Bengkulu bahwasanya guru dalam melakukan
pendekatan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang akan disampaikan
guru menggunakan pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Hal ini
dilakukan karena mengingat kemapuan siswa dalam belajar itu berbeda-beda serta
karakteristik siswa yang berbeda juga. Makanya dengan adanya dua pendekatan itu
guru bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran yang sedang
disampaikannya. Dengan demikian proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
3.
Menelaah Sistem Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Istilah evaluasi
berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di
atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P. P. N. Sumartana, (1983: 1) evaluasi
pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala yang sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan.
Tujuan evaluasi
dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu
dan Simanjuntak menegaskan bahwa:
a.
Tujuan umum dari evaluasi adalah:
1)
Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2)
Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang
didapat.
3)
Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
b.
Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1)
Merangsang kegiatan siswa.
2)
Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
3)
Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.
4)
Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang
diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
5)
Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode
mengajar. (Abu Ahmadi dan Bihdodo Supriyono, 1991:189).
a.
Evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pelajaran
Berdasarkan
hasil pengamatan yang kami lakukan di
Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu di kelas 4,5, dan 6. Kami menemukan bahwa
evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran adalah evaluasi tes,
non tes, dan penugasan. Evaluasi ini lebih
dipilih guru karena sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada. Oleh karena itu
kami menyimpulkan bahwa evaluasi yang diadakan guru berdasarkan tujuan pembelajaran ini sudah sangat sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan kurikulum. Selain itu juga, evaluasi ini bisa
memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik itu sebagai
penyampai materi pelajaran maupun sebagai siswa yang menerima pelajaran.
b.
Evaluasi yang digunakan guru dengan materi pelajaran
Setelah kami
melakukan observasi dikelas 4, 5, dan 6 pada lima mata pelajaran maka evaluasi
yang digunakan guru berdasarkan meateri pelajaran yakni evaluasi tes, non tes
dan penugasan. Hampir semua mata pelajaran guru menggunakan evaluasi ini karena
evaluasi ini sangat sesuai dengan materi pelajaran.
c.
Evaluasi yang digunakan guru dengan pendekatan pembelajaran
Berdasarkan
hasil pengamatan kami di Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu, kami menemukan
bahwa evaluasi yang digunakan guru dengan pendekatan pembelajaran ialah
menggunakan evaluasi penugasan. Karena disini siswa dikelompokkan kemudian
diberikan materi pelajaran yang akan didiskusikan siswa dalam kelompoknya. Dan
hasil diskusi tersebut baru disampaikan siswa di depan kelas. Jadi,
kesimpulannya adalah evaluasi yang digunakan guru sesuai dengan pendekatan
adalah evaluasi penugasan.
d.
Menelaah variasi bentuk soal dan tingkat kesukaran soal
Setelah kami
melakukan pengamatan dengan bentuk soal subjektif dan objektif maka kami
menemukan tingkat validitas dan reliabilitas dari tersebut dikatakan bagus.
Dimana tingkat kesukaran soalnya bervariariasi sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa. Ada soal yang tingkat kesukarannya rendah, ada yang tingkat kesukarannya
sedang serta tingkat kesukarannya tinggi. Dengan demikian soal tersebut tidak
terlalu sulit dan tidak terlalu mudah bagi siswa. Dengan kata lain antara siswa
yang kemampuannya rendah dan siswa yang tingkat kemampuannya tinggi bisa
menyelesaikan soal tersebut.
Secara umum soal subyektif adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Maka dalam tes
dituntut kemampuan peserta didik untuk menggeneralisasikan gagasannya melalui
bahasa tulisan sehingga tipe soal subyektif lebih bersifat power test.
Contoh soal subyektif adalah:
1) Kalimat
pembuka untuk mengawali isi pidato yang tepat adalah....
2) Teks
pidato terdiri atas tiga bagian yaitu....
3) Modal
yang diperlukan dalam berpidato adalah....
4) Sebelum
menyusun kerangka pidato hal-hal apa saja yang harus dilakukan ?
5) Suatu
berita harus aktual. Makna dari aktual itu adalah....
Tes objektif lebih baru dari test essay, tetapi tes ini banyak digunakan
dalam menilai hasil belajar disekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain
karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicapai dalam tes dan mudahnya
menilai jawaban testee. Tes ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang sama
meskipun yang menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang
berbeda. Tes objektif lebih dikategori pada speed tests.
Contoh soal objektif adalah sebagai berikut :
1) Anton
anak terpandai di kelas VI. Arti awalan ter- pada kata terpandai adalah....
a. Paling
b. Tidak
sengaja
c. Dapat
di-
d. Sengaja
2) Dialog
pemain drama itu tampak jelas. Kata dialog artinya....
a. Properti
b. Kostum
c. Percakapan
d. Pakaian
3) Surat
yang dikirim kepada teman termasuk jenis surat....
a. Dinas
b. Pribadi
c. Niaga
d. Resmi
4) Kata
dasar dari kata pertandingan adalah....
a. Per-
b. -an
c. Per-an
d. Tanding
5) Gabungan
kata yang menyatakan sifat adalah....
a. Kancing
baju
b. Baju
ayah
c. Baju
biru
d. Bola
Adi
Persoalan yang dihadapi pembuat soal pilihan ganda adalah untuk
menyediakan sejumlah jawaban yang baik memang sukar, antara lain jangan sampai
jawaban yang benar itu begitu menyolok, sehingga peserta didik cenderung mudah
menebak untuk memilih jawaban tersebut. Selain itu, juga membuat “pengecoh”
soal sehingga tidak mudah ditebak oleh peserta didik. Maka untuk menghindari
itu sebaiknya jawaban sedikitnya antara 4 atau 5 dan jawaban masing pertanyaan
hendaknya dibuat variasi dan jangan konstan jawabannya.
e.
Menelaah administrasikan penilaian proses dan hasil belajar
dan berbagai instrumen yang digunakan
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan demikian penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
Berdasarkanpengamatan
kami di kelas VI mata pelajaran Kewarganegaran kami menemukan bahwa penilaian
proses yang digunakan guru adalah penugasan individu.Dengan penugasan individu
tersebut maka siswa bisa mendeskripsikan, menceritakan nilai- nilai juang para
pahlawan, nilai kebangkitan nasional,
dan nilai sumpah pemuda dengan rasa hormat dan perhatian. Sehingga secara
tidak langsung dengan menggunakan penilaian proses seperti penugasan individu
tersebut kita telah menanamkan nilai-nilai cinta tanah air, menghargai jasa
para pejuang serta menghormati sejarah perjuangan bangsa. Dengan demikian hasil
belajar yang didapati oleh siswa semua nilai- nilai tersebut akan tertanam
dalam diri siswa dan bisa diimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dan intrumen
yang digunakan guru adalah penilaian lisan, penilaian tertulis dan penilaian
sikap. Contoh instrumen penilaian tertulis dalam mata pelajaran Kewarganegaraan
adalah sebagai berikut:
1)
Mengapa Indonesia dapat dijajah selama ratusan tahun oleh
bangsa asing?
2)
Jelaskan nilai apa saja yang terkandung dalam sumpah pemuda
dan hal apa saja yang bisa diterapkan di masa sekarang!
Contoh istrumen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:
1) Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato yang tepat adalah….
2) Sebelum menyusun kerangka pidato apa saja yang dilakukan ?
3) Intonasi dalam berpidato berkaitan dengan….
4) Teks pidato terdiri atas tiga bagian yaitu….
5) Modal diperlukan dalam berpidato adalah….
6) “Demikian tadi sambutan dari saya”
Kalimat di atas digunakan untuk….
7) Sikap kamu saat berpidato adalah….
8) Di dalam teks pidato ada tanda Tanya. Maka kalimat tanya di akhiri
dengan tanda….
f.
Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan
Dari penilaian
proses yang dilakukan oleh guru maka hasil penilaian prosesnya adalah guru
dapat mengetahui tingkat pencapain kompetensi selama dan setelah proses
pembelajaran, dapat memberikan umpan balik, dapat memantau kemajuan dan
mendiagnosis kesulitan belajar dalam rangka pengayaan. dan remedial, dapat memberikan informasi
kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Hasil belajar
yang diperoleh adalah:
a.
Tujuan umum
v Menilai pencapain kompetensi
peserta didik;
v Memperbaiki proses
pembelajaran;
v Sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan belajar siswa;
b.
Tujuan khusus
v Mengetahui kemajuan dan
hasil belajar siswa;
v Mendiagnosis kesulitan
belajar;
v Memberikan umpan
balik/perbaikan proses belajar mengajar;
v Penentuan kenaikan kelas;
v Memotivasi belajar siswa
dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha
perbaikan.
B.
Tingkat Keberhasilan
Magang III yang dilakukan di SD Negeri 69
Kota Bengkulu mulai tanggal 22Januari 2013
sampai dengan 5Februari 2013 telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kami memperoleh data atau
informasi yang efektif yang sesuai dengan situasi dan kondisi di SD. Serta
semua warga sekolah baik kepala sekolah, seluruh staf dan dewan guru ikut
mendukung, membimbing dan membantu kami dalam pelaksanaan magang ini. Dan
akhirnya kami bisa menyelesaikan kegiatan magang ini sesuai yang waktu serta
tujuan dari kegiatan magang III yang
telah ditentukan.
C.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung
dalam kegiatan magang III ini ialah adanya kerja sama antara pihak universitas
dengan seklah mitra, kepala sekolah,guru pamong, dewan guru, dosen pembimbing,
mahasiswa dan siswa.
Sedangkan faktor
penghambat selama melaksanakan magang III ini tidak ada karena terjalin
hubungan yang sangat baik dengan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
magang ini, baik itu dosen pembimbing, kepala sekolah, guru pamong, dewan guru,
karyawan, mahasiswa dan siswa.
D.
Pengalaman Khusus yang Diperoleh
Pengalaman
khusus yang kami peroleh selama magang III ini sungguh berbeda dengan
pengalaman pada magang sebelumnya. Dimana pada magang ini kami memperoleh
banyak pengetahuan baru diantaranya, kami bisa mengetahui bagaimana strategi
yang digunakan guru,komponen-komponen kurikulum, dan evaluasi yang digunakan
guru dalam mengetahui sejauh mana siswa bisa memahami materi yang telah
diajarkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat
mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja.
Setelah kami
melakukan kegiatan magang III di SD Negeri 69 ini, kami dapat menyimpulkan
bahwa komponen yang ada dalam kurikulum meliputi:
Instrumen
Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
1)
Cover/Halaman Judul
2)
Lembaran Pengesahan
3)
Tim Penyusun dan Nara Sumber
4)
Daftar Isi
5)
I. Pendahuluan
A.
Rasional
B.
Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
6)
II. Struktur dan Muatan Kurikulum
A.
Struktur Kurikulum
B.
Muatan Kurikulum
1.
Mata Pelajaran
a.
Pendidikan Agama Islam
b.
Pendidikan Kewarganegaraan
c.
Bahasa Indonesia
d.
Matematika
e.
Ilmu Pengetahuan Alam
f.
Ilmu Pengetahuan Sosial
g.
Seni Budaya dan Keterampilan
h.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2.
Muatan Lokal
a.
Seni Budaya Daerah (Kota Bengkulu)
b.
Bahasa Inggris
c.
Industri Rumah Tangga
3.
Kegiatan Pengembangan Diri
4.
Pengaturan Beban Belajar
5.
Ketuntasan Belajar
6.
Kriteria Kenaikan Kelas
7.
Kriteria Kelulusan
7)
Kalender Pendidikan
Instrumen
Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 2 (Silabus)
v Silabus
Strategi dan
evaluasi yang digunakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan adanya strategi,
pembelajaran yang dilakukan lebih mudah dan terarah. Evaluasi dilakukan
bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran yang telah disampaikan atau dijelaskan.
3.2 Saran
Adapun masukan
atau saran yang kami sampaikan adalah:
Untuk mahasiswasebaiknya bisa
berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di Sekolah, lebih disiplin dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan magang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Solihatin, Etin.
2012. Strategi Pembelajaran PPKN.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://warungpendidikan.blogspot.com Diakses: 5 Februari 2013
http://edukasi.kompasiana.com Diakses: 6 Februari 2013
http://allings.blogspot.com Diakses: 8 Februari 2013
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar