Wacana Prolog
Suasana sedih menghiasi keluargaku,
ketika aku mau berangkat ke Bengkulu Tahun 2011 yang lalu. Ibuku sangat sedih, sepertinya
dia tidak mau berpisah dengan anak sulungnya. Ayahku hanya diam sambil
membereskan koper kecilku.
Ibu : “Nak, hati-hati di jalan, yah”.
Semoga tiba dengan selamat di tempat tujuan.
(Sambil mengeluarkan air mata).
Yohanes : “Terima kasih, Bu”. “Ibu jangan nangis, Yohanes akan baik-baik saja”. (mengusap air mata Ibu)
Ayah : “Kalau sudah sampe di sana, kabari Ayah dan Ibu”.
“Jangan lupa pesan Ayah tadi, di tanah orang harus baik-baik.”
“Selalu berdoa dan rajin ke Gereja”. (memegang pundakku)
Yohanes : “Iya, Yah”. “Saya akan selalu ingat pesan Ayah dan Ibu”. “Ayah dan Ibu juga doa buat saya, semoga selalu sehat dan lancar dalam kuliah”.
Ibu : “Doa kami, selalu menyertaimu, Anakku”.
Adik : “Kaka, kalo pulang jangan lupa beli tas buat adik, yah”. (memeluk aku)
Yohanes : “Hehehee... Iya dikku yang cantik, Kaka tidak lupa beli tas buat Adik”.
“Yang penting Adik rajin belajar dan selalu membantu Ayah dan Ibu”.
(Sambil mengeluarkan air mata).
Yohanes : “Terima kasih, Bu”. “Ibu jangan nangis, Yohanes akan baik-baik saja”. (mengusap air mata Ibu)
Ayah : “Kalau sudah sampe di sana, kabari Ayah dan Ibu”.
“Jangan lupa pesan Ayah tadi, di tanah orang harus baik-baik.”
“Selalu berdoa dan rajin ke Gereja”. (memegang pundakku)
Yohanes : “Iya, Yah”. “Saya akan selalu ingat pesan Ayah dan Ibu”. “Ayah dan Ibu juga doa buat saya, semoga selalu sehat dan lancar dalam kuliah”.
Ibu : “Doa kami, selalu menyertaimu, Anakku”.
Adik : “Kaka, kalo pulang jangan lupa beli tas buat adik, yah”. (memeluk aku)
Yohanes : “Hehehee... Iya dikku yang cantik, Kaka tidak lupa beli tas buat Adik”.
“Yang penting Adik rajin belajar dan selalu membantu Ayah dan Ibu”.
(Terdengar klakson mobil yang menjemputku
untuk berangkat)
Yohanes : “Yah... Bu... Yohanes pamit, mobil sudah
jemput”. (menyalami Ayah dan Ibu)
Ayah : “Hati-hati, Nak”.
Ibu : “Hati-hati yah, Nak”. (kulihat Ibu menangis,dan menggenggam sebuah Rosario) “Jangan lupa ini dipake”. (Ibu mengalungkan Rosario tersebut di leherku).
Yohanes : “Terima kasih, Bu”.
Ayah : “Hati-hati, Nak”.
Ibu : “Hati-hati yah, Nak”. (kulihat Ibu menangis,dan menggenggam sebuah Rosario) “Jangan lupa ini dipake”. (Ibu mengalungkan Rosario tersebut di leherku).
Yohanes : “Terima kasih, Bu”.
(Perlahan kumelangkah sambil menarik koper
kecilku dan melambaikan tangan, meninggalkan Ayah, Ibu, adikku dan rumahku).
Wacana Ekspositori
Wacana ekspositori ialah memaparkan,
memberitahukan, atau menjelaskan secara informal, apa adanya, tidak memaksa
pembaca untuk menerima atau menolak isi paparan. Oleh karena itu, wacana ini
cendrung disajikan dengan bahasa denotatif dan rasional. Tujuannya ialah untuk
menambah pengetahuan pembaca, bukan untuk menimbulkan imajinasi.
Contoh:
Motang Rua adalah pelopor perjuangan
rakyat Manggarai untuk melawan Belanda. Belanda
berhasil diruntuhkan oleh rakyat Manggarai di bawah pimpinan Motang Rua.
Penjajahan Belanda yang menimbulkan penderitaan bagi rakyat, membuat Motang Rua
berani untuk melawan penjajah meskipun nyawa taruhannya. Penaklukannya
terhadap Belanda yang menjajah di daerah
Manggarai membawa dampak yang positif bagi rakyat Manggarai. Mereka bisa hidup
aman dan nyaman, tetapi keadaan itu tak berlangsung lama. Belanda menggunakan
strategi, pura-pura mengajak Motang Rua untuk berdiskusi dengan mereka. Bahwa
mereka tidak akan menjajah rakyat Manggarai, jika Motang Rua bisa bekerja sama
dengan mereka. Motang Rua tidak menerima tawaran itu. Dia lebih memilih mati
untuk rakyat Manggarai daripada harus bekerja sama dengan Belanda. Karena kepicikan
dan tawarannya ditolak, tentara Belanda mengasingkan Motang Rua ke Jakarta,
setelah itu dibuang ke Aceh. Kondisi fisik Motang Rua yang semakin melemah dan
sakit-sakitan, akhirnya dia mengakhiri hidupnya di Aceh. Semangat kepahlawannya
tidak pernah dilupakan rakyat Manggarai dan seluruh rakyat NTT. Untuk mengenang
jasa-jasa beliau, maka salah satu jalan di kota Ruteng Kabupaten Manggarai
diberi nama Jalan Motang Rua. Dan lapangan sepak bola yang letaknya berada di jantung kota Ruteng namanya lapangan Motang
Rua.
Motang Rua adalah pahlawan daerah Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Motang Rua adalah pahlawan daerah Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
SAMA-SAMA..
BalasHapus