LAPORAN PRAKTIKUM
KONSEP DASAR IPA I
LISTRIK
Disusun Oleh:
1.
Ranto
Fernando (A1G011111)
2.
Skolastika
Jortja (A1G011115)
3.
Vinsesia
Diana Jiut (A1G011117)
4.
Yohanes
Sangkang (A1G011121)
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Endang Widi winarni, M. Pd.
Dra. Dalifa, S. Pd., M. Pd.
PRODI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
I.
JUDUL
Listrik
II.
TUJUAN
1.
Agar mahasiswa dapat mengumpulkan data kuantitatif melalui
pengukuran kuat arus, tegangan, dan hambatan dari percobaan rangkaian seri dan
rangkaian paralel.
2.
Agar mahasiswa dapat mengumpulkan data kualitatif dari
percobaan rangkaian seri dan rangkaian paralel.
3.
Agar mahasiswa dapat membuat tabel dan garafik untuk data
yang dikumpulkan dari percobaan rangkaian seri dan rangkaian paralel.
III.
ALAT DAN BAHAN
·
Saklar
·
Bola lampu
·
Kabel
·
Baterai
·
Papan rangkaian
IV.
LANDASAN TEORI
Dalam rangkaian elektronika terdapat banyak sekali
konfigurasi rangkaian komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian
sederhana yang hanya terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari
itu. Dua konfigurasi rangkaian yang paling banyak digunakan dalam rangkaian
elektronika adalah seri dan paralel. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
rangkaian seri dan paralel perhatikan gambar berikut ini.
Pada rangkaian seri, resistor disusun seperti rangkaian gerbong kereta,
dimana aliran elektron mengalir hanya pada satu jalur. Pada rangkaian paralel,
resistor disusun dengan menggabungkan masing-masing ujungnya menjadi satu
sehingga aliran elektron dapat terbagi ke dalam beberapa jalur. Untuk mengenal
karakteristik lain pada rangkaian seri dan paralel perhatikan ilustrasi berikut
ini.
Pada ilustrasi rangkaian di atas, sakelar disusun secara seri, pada
kondisi pertama sakelar S1 dan S2 dalam keadaan tertutup dan kondisi lampu X1
menyala. Sedangkan pada saat kondisi kedua dan ketiga yang masing-masing
kondisi S1 dan S2 terbuka menyebabkan lampu X1 tidak menyala. Lalu bandingkan
dengan rangkaian sakelar paralel berikut.
Pada kondisi pertama dengan sakelar S1 dan S2 tertutup, lampu X1 menyala.
Pada kondisi kedua dan ketiga yang masing-masing S1 dan S2 dalam keadaan
terbuka, lampu X1 tetap menyala. Tetapi pada kondisi keempat ketika sakelar S1
dan S2 sama-sama terbuka, lampu X1 tidak menyala. Dari perbandingan kedua
konfigurasi rangkaian sakelar seri dan paralel dapat ditarik kesimpulan bahwa
jika salah satu saja sakelar seri terbuka menyebabkan terputus-nya aliran
elektron yang menyebabkan lampu tidak menyala, sedangkan pada sakelar paralel
untuk memutuskan aliran elektron harus membuat seluruh sakelar dalam keadaan
terbuka.
Rangkaian Resistor Seri Dan Paralel
Untuk menghitung resistansi total pada resistor yang disusun secara seri
dan paralel memerlukan suatu perhitungan matematika yang tidak terlalu sulit.
Jika menghitung resistansi total pada resistor seri dapat dilakukan cara
menjumlahkan secara langsung seluruh resistor yang terhubung seri sedangkan
pada resistor paralel membutuhkan perhitungan khusus.
·
Untuk rangkaian resistor seri:
·
Untuk rangkaian resistor paralel:
Contoh Kasus:
diketahui R1 = 15Ω, R2 = 100Ω, dan R3 = 47Ω, berapakah nilai RTotal
jika disusun seri dan RTotal jika disusun paralel?
Rtotal seri:
·
RTotal = R1 + R2 + R3
·
RTotal= 15 + 100 + 47
·
RTotal= 162Ω
Rtotal
paralel:
·
RTotal= 1 / {(1/R1)+(1/R2)+(1/R3)}
·
RTotal= 1 / {(1/15)+(1/100)+(1/47)}
·
RTotal= 10.2Ω
Rangkaian Kapasitor Seri Dan Paralel
Perhitungan kapasitansi total pada suatu rangkaian kapasitor seri dan
paralel hampir sama dengan perhitungan pada rangkaian resistor. Tetapi pada
kapasitor, perhitungan untuk rangkaian seri menggunakan persamaan yang
digunakan pada rangkaian resistor paralel. Pada rangkaian kapasitor paralel,
kapasitansi total dihitung dengan menjumlahkan semua nilai kapasitansi
kapasitor yang terhubung paralel, atau sama dengan menghitung resistansi total
pada rangkaian resistor seri.
·
Untuk rangkaian kapasitor seri
·
Untuk rangkaian kapasitor paralel
Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian
listrik yang
disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian
listrik yang
disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian
paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana
semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama
lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan
lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
Ciri-ciri rangkaian paralel:
v
Arus yang mengalir lebih kecil
v
Nyala lampu kurang terang
v
Jika salah satu lampu maka lampu lain tetap menyala
Contoh rangkaian paralel
V.
LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan I
1)
Siapkan alat-alat sebagai berikut: papan rangkaian, 2 buah
baterai,
2 buah bola lampu kecil, kabel penghubung, dan saklar.
2)
Rangkailah alat-alat tersebut secara seri.
3)
Hubungkan stop kontak. Amati nyala kedua bola lampu tersebut.
4)
Lepaskan salah satu bola lampu. Apakah bola lampu yang
lainnya bias menyala? Mengapa demikian?
Kegiatan II
1)
Siapkan alat-alat sebagai berikut: papan rangkaian, 2 buah
baterai,
2 buah bola lampu kecil, kabel penghubung, dan saklar.
2)
Rangkailah alat-alat tersebut secara paralel.
3)
Hubungkan stop kontak. Amati nyala kedua bola lampu tersebut.
Bandingkan dengan nyala lampu dirangkai secara seri. Apakah ada perbedaan?
Mengapa demikian?
4)
Lepaskan salah satu bola lampu. Apakah bola lampu yang
lainnya bisa menyala? Bandingkan dengan ketika dirangkai secara seri. Apakah ada
perbedaan? Mengapa demikian?
VI.
HASIL PENGAMATAN
Foto:
Rangkaian Paralel
Rangkaian Seri Rangkaian Campuran
VII.
PEMBAHASAN
A.
Rangkaian Paralel
Setelah
kami melakukan praktikum ternyata listrik yang menggunakan rangkaian paralel
arusnya mengalir terbagi berdasarkan banyaknya lintasan. Dan jika salah satu
bola lampunya dicabut maka bola lampu yang lain tetap menyala. Misalnya, jika
lampu yang posisinya terletak di atas dicabut maka bola lampu yang berada di
tingkatan paling bawah tetap menyala.
Arus
yang melalui bola lampu I tidak sama dengan bola lampu II atau seterusnya, karena tegangan bola lampunya berbeda.
Hambatan pada lampu I tidak sama dengan bola lampu II atau seterusnya. Dimana
lampu yang sangat terang hambatannya sangat kecil, sebaliknya lampu yang redup
memiliki hambatan yang besar.
B.
Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri arus yang mengalir tidak bercabang. Dimana listrik yang
mengalir dapat melalui suatu lintasan yang terdiri atas satu lintasan maupun
melelui beberapa lintasan.Jika dari satu sumber listrik terbentuk satu lintasan
saja.
Pada rangkaian seri,hambatan total yang muncul pada lintasan listrik
merupakan jumlah dari semua hambatan yang ada pada alat listrik atau pada
penghantar.Arus yang mengalir pada rangkaian seri yang bermuatan positif aris
BC bolak balik,semakin kecil tegangannya maka arus listriknyapun semakin
kecil,sementara jika menggunakan hanya satu baterai maka cahaya lampunya akan
semakin redup,jadi apabila ketika salah satu bola lampunya dimatikan maka semua
lampu akan ikut padam.
C.
Campuran
Setelah kami melakukan praktikum ternyata lampu bola lampu yang
menghasilkan cahaya yang sangat terang adalah rangkaian, seri,sedangkan cahaya
bola lampu yang redup adalah rangkain yang paralel.
VIII.
KESIMPULAN DAN SARAN
a.
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan yang telah kami lakukan ,kami dapat menyimpulkan
bahwa apabila pengukuran kuat arus ,tegangan,dan hambatan dengan menggunakan
kuningan maka cahaya dari bola lampu yang dihasilkan terang,apabila menggunakan
besi maka cahaya dari bola lampunya terang tetapi terangnya tidak melebihi
kuningan,apabila menggunakan aluminium maka cahaya bola lampunya redup
sementara jika menggunakan plastic dan kayu kering bola lampunya tidak
menghasikan cahaya atau penghantar arus listrik yang bersifat isolator.
b.
Saran
v
Diharapkan sebelum melakukan percobaan atau
praktikum kita harus mengetahui terlebih dahulu langkah- langkah percobaan yang
akan dilakukan.
v
Hendaknya berhati- hati dan teliti dalam
melakukan praktikum agar memperoleh hasil yang maksimal dan pada saat praktikum
tidak terjadi hal- hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Untoro, Joko. 2010. Buku Pintar Pelajaran. Jakarta: Wahyu
Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar